Nats: Kejadian 49:1–28
Bagian ini menceritakan saat Yakub, menjelang ajalnya, memanggil kedua belas anaknya untuk memberkati mereka satu per satu. Setiap anak memiliki sifat, peran, dan berkat yang berbeda. Ada yang menerima pujian, ada yang ditegur, tetapi semuanya tetap disebut sebagai “kedua belas suku Israel.”
Dalam bahasa Ibrani, kata “berkat” di ayat 28 adalah “berakhah,” yang berarti pemberian yang mengalirkan kehidupan. Artinya, meskipun mereka berbeda, semua tetap mendapat bagian dari kasih dan rencana Tuhan.
Pesan utamanya: Tuhan menciptakan kita berbeda—dalam suku, talenta, dan kepribadian—tetapi memanggil kita hidup bersatu dan berdamai dalam satu keluarga Allah.
Tunjukkan gambar pelangi dan tanya:
“Anak-anak, pelangi punya berapa warna?”
“Apakah warnanya sama?”
“Kalau salah satu warna hilang, apakah pelangi tetap indah?”
Jawaban: Tidak! 
Demikian juga keluarga Yakub: mereka berbeda, tapi bersama, mereka menjadi indah di hadapan Tuhan.
Yakub memberkati masing-masing anak “menurut berkatnya sendiri.” Artinya, setiap orang istimewa dan punya rencana Tuhan yang unik. Dalam keluarga Allah, tidak ada yang lebih penting atau lebih kecil. Semuanya berharga di mata Tuhan.
Ayat Paralel: 1 Korintus 12:12 – “Sama seperti tubuh itu satu dan mempunyai banyak anggota…” 
Artinya, setiap orang punya peran berbeda, tapi satu tubuh dalam Tuhan.
Transisi: Kalau Tuhan menciptakan kita berbeda, itu bukan untuk bertengkar, tapi untuk saling melengkapi.
Mazmur 133 berkata, “Sungguh, alangkah baiknya bila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.” Yakub pernah melihat anak-anaknya berselisih, bahkan Yusuf dijual oleh saudaranya. Tapi di akhir hidupnya, Yakub melihat mereka kembali bersatu. Itulah damai sejati—ketika kasih lebih besar dari perbedaan.
Ayat Paralel: Matius 5:9 – “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”
Transisi: Jadi, kalau kita berdamai dan saling menerima, kita membuat hati Tuhan senang dan menjadi berkat bagi keluarga.
Ada sebuah orkestra besar. Ada yang bermain biola, drum, piano, dan seruling. Suaranya berbeda-beda, tapi saat dimainkan bersama, terdengar indah. Kalau satu pemain mau menonjol sendiri, musiknya jadi kacau. Tapi saat semua bekerja sama, musiknya jadi indah. Begitu juga dengan keluarga Tuhan—kita berbeda, tapi Tuhan ingin kita hidup dalam harmoni dan damai.
Ajak anak-anak berkata bersama: “Kami berbeda, tapi kami satu keluarga Tuhan!”
Doa Penutup: “Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau menciptakan kami berbeda tapi satu di dalam kasih-Mu. Ajar kami hidup berdamai dan saling mengasihi seperti keluarga Yakub. Amin.”