Pentingnya Berdamai

09 Nov 2025 — St. Jesri HT Purba & AI
Remaja

Nats: Mazmur 133:1–3


Pembukaan:

Ice breaker: Pernah nggak kamu ribut sama teman satu kelompok karena beda pendapat waktu ngerjain tugas bareng? Atau kesal karena teman sekamarmu di asrama nggak mau ngalah? Rasanya capek banget, ya? Semua jadi nggak nyaman.

Itulah sebabnya kedamaian itu sangat penting. Hidup damai bukan berarti nggak ada masalah, tapi tetap bisa saling menghargai dan bersatu walau berbeda. Hari ini, kita belajar dari Mazmur 133 tentang betapa indahnya hidup dalam damai dan persaudaraan.


Latar Belakang Teks:

Mazmur 133 adalah nyanyian ziarah Daud. Lagu ini dinyanyikan oleh umat Israel saat mereka berjalan bersama menuju Yerusalem untuk beribadah. Dalam perjalanan itu, mereka dari berbagai suku — berbeda latar belakang, tapi bersatu dalam penyembahan kepada Tuhan.

Ayat 1 berkata, “Alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.” Dalam bahasa Ibrani, kata “rukun” adalah yachad — artinya bersatu dengan tujuan yang sama. Jadi, berdamai bukan cuma berhenti bertengkar, tapi hidup saling mendukung dalam kasih.


Poin 1: Kedamaian Itu Indah dan Menyenangkan Hati Tuhan (ayat 1)

Daud menggambarkan kedamaian sebagai sesuatu yang “baik dan indah.” Artinya, kedamaian bukan hanya baik secara moral, tapi juga menyenangkan di mata Tuhan dan manusia.

Ayat paralel: Roma 12:18 — “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.”

Penekanan: Tuhan senang kalau anak-anak-Nya hidup rukun. Ketika kita berdamai, kita mencerminkan kasih Tuhan sendiri.

Aplikasi remaja: Di sekolah, mungkin ada teman yang nggak sejalan sama kamu. Tapi cobalah tetap ramah, sapa dia duluan, atau bantu saat dia butuh. Itu langkah kecil menuju kedamaian yang besar.


Poin 2: Kedamaian Membawa Penyegaran Seperti Minyak yang Harum (ayat 2)

Daud menggambarkan kedamaian seperti minyak yang dituangkan di kepala Harun, turun ke janggutnya dan ke leher jubahnya. Ini melambangkan pengurapan — tanda penyertaan dan kehadiran Tuhan.

Dalam bahasa Ibrani, kata “minyak” di sini adalah shemen ha-tov — minyak yang harum dan berharga. Artinya, kedamaian itu membuat suasana hidup jadi wangi, segar, dan diberkati.

Ayat paralel: Efesus 4:3 — “Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.”

Pesan teologis: Kedamaian adalah tanda bahwa Roh Kudus bekerja di tengah kita. Di mana ada kedamaian, di situ ada kehadiran Tuhan.

Aplikasi remaja: Kalau kamu jadi orang yang membawa damai di kelas, teman-temanmu bakal merasa nyaman di dekatmu. Hati yang damai memancarkan “aroma” Kristus (2 Korintus 2:15).


Poin 3: Kedamaian Membawa Berkat dan Kehidupan (ayat 3)

Ayat terakhir berkata: “Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung Sion! Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”

Embun di Hermon sangat penting karena membuat tanah yang kering menjadi subur. Kedamaian juga seperti itu — membawa kesegaran dan kehidupan baru bagi hubungan yang kering.

Ayat paralel: Matius 5:9 — “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”

Pesan teologis: Tuhan memberkati orang yang membawa damai, bukan yang suka memecah-belah. Damai adalah tanda kita hidup sebagai anak Allah yang sejati.

Aplikasi remaja: Di tengah dunia yang cepat marah dan gampang tersinggung, jadilah remaja yang berbeda — yang menyebarkan kedamaian lewat perkataan dan tindakanmu.


Aktivitas Remaja:

  • Aktivitas pribadi: Tulis di kertas: “Aku mau berdamai dengan…” isi nama orang yang kamu butuh damaikan. Doakan dan ambil langkah nyata minggu ini.
  • Aktivitas kelompok: Buat poster bersama bertuliskan ayat Mazmur 133:1 dan hiasi dengan gambar atau simbol perdamaian. Tempel di kelas sekolah minggu atau ruang remaja.

Ilustrasi Pendek:

Seorang anak laki-laki sering bertengkar dengan adiknya. Suatu hari ayah mereka berkata, “Kalau kamu terus berkelahi, tidak ada yang bisa tenang di rumah ini.” Anak itu kemudian memeluk adiknya dan berkata, “Mulai hari ini, kita damai, ya.” Sejak itu, rumah mereka terasa lebih hangat dan bahagia. Kedamaian kecil bisa mengubah suasana besar.


Penutup:

Kedamaian bukan pilihan tambahan, tapi kebutuhan rohani. Tuhan memerintahkan berkat di tempat di mana ada kedamaian.

Pertanyaan retoris: Apakah kamu sudah jadi pembawa damai, atau masih menyimpan luka dan marah di hatimu?

Seruan: Mari kita minta Tuhan menanamkan hati yang shalom, supaya hidup kita menjadi tempat di mana Tuhan berkenan menurunkan berkat dan kehidupan kekal.

Catatan Tambahan
31 Oct 2025

Belum ada tambahan

Tinggalkan Jejak
★ 4.5 / 5 · 2 suara



Komentar Terbaru
Anonim · 31 Oct 2025 06:19 WIB · ★5/5 · helpful
Sangat membantu GBU
Anonim · 31 Oct 2025 06:19 WIB · ★4/5 · helpful
Sangat membantu GBU