Tuhan Mendengar Seruan Hamba-Nya

02 Nov 2025 — St. Jesri HT Purba & AI
Khotbah

Nats: Nehemia 1:1-11


Pendahuluan (Ice Breaker)

Bayangkan seseorang yang mendengar kabar bahwa kampung halamannya porak-poranda, tembok-temboknya roboh, dan penduduknya hidup dalam kehinaan. Apa yang akan kita rasakan? Marah? Sedih? Tak berdaya? Inilah yang dialami Nehemia. Ia tidak langsung bertindak gegabah, melainkan ia berseru kepada Tuhan. Pertanyaannya: “Apakah kita masih percaya bahwa Tuhan benar-benar mendengar seruan doa kita?”


Latar Belakang Teks

Kitab Nehemia ditulis sekitar tahun 445 SM, di masa pembuangan bangsa Israel di Persia. Nehemia adalah juru minuman raja Artahsasta—jabatan tinggi namun berisiko. Saat mendengar kabar bahwa Yerusalem hancur dan temboknya runtuh, hatinya remuk. Namun ia tidak putus asa. Ia mencari Tuhan dengan doa dan puasa.


Poin 1: Tuhan Mendengar Hati yang Hancur (ay. 4)

Nehemia “duduk, menangis, berkabung beberapa hari, berpuasa dan berdoa.” Dalam bahasa Ibrani, kata “berdoa” di sini berasal dari kata palal yang berarti “memohon dengan sungguh kepada pribadi yang berotoritas”. Nehemia tidak hanya berdoa formal, ia curahkan isi hatinya. Tuhan bukan tuli terhadap air mata hamba-Nya. Ia mendengar doa yang lahir dari hati yang hancur.

Ayat paralel: Mazmur 34:18 – “TUHAN dekat kepada orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang yang remuk jiwa.”

Aplikasi: Bagi PNS yang terbebani dengan tekanan kerja, bagi karyawan yang merasa tidak dihargai, bagi pemuda yang bergumul dengan masa depan—Tuhan tidak menutup telinga. Ia mendengar seruanmu!

Ilustrasi: Seperti radio yang hanya menangkap frekuensi tertentu, doa yang penuh kesungguhanlah yang “tersambung” dengan Surga.

Transisi: Setelah hati yang hancur, langkah berikutnya adalah mengakui kebesaran Tuhan.


Poin 2: Tuhan Mendengar yang Mengakui Dosa dan Kuasa-Nya (ay. 5–7)

Nehemia memulai doanya dengan pengakuan iman: “Ya TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang besar dan dahsyat.” Dalam bahasa Ibrani, kata “besar” adalah gadol —menunjukkan kemuliaan yang tak terukur. Dan ia juga tidak menutup-nutupi dosa bangsanya.

Pesan teologis: Doa yang didengar Tuhan bukan doa yang menuntut, tetapi doa yang tunduk. Ketika kita mengakui dosa, kita sedang membuka jalan bagi pemulihan.

Ayat paralel: 1 Yohanes 1:9 – “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita.”

Aplikasi: Bagi pedagang yang mungkin tergoda menipu timbangan, bagi orang tua yang mungkin lalai membimbing anak—akui dosa kita. Tuhan bukan hanya mendengar, Ia juga mengampuni.

Transisi: Setelah pengakuan dan iman, muncullah langkah iman berikutnya—keberanian untuk bertindak.


Poin 3: Tuhan Mendengar yang Siap Diperlengkapi (ay. 11)

Nehemia tidak hanya berdoa; ia siap menjadi jawaban dari doanya. Ia berkata, “Berilah kiranya keberhasilan pada hamba-Mu pada hari ini...” Dalam bahasa Ibrani, kata “keberhasilan” adalah tsalach, yang berarti “didorong maju oleh Tuhan”.

Pesan teologis: Tuhan mendengar bukan hanya untuk menghibur, tetapi untuk mengutus. Doa sejati selalu diikuti oleh tindakan iman.

Ayat paralel: Yakobus 2:17 – “Iman tanpa perbuatan adalah mati.”

Aplikasi: Tuhan ingin kita menjadi saluran berkat di tempat kerja, di rumah, di komunitas. Doa tanpa kesiapan bertindak hanyalah kata-kata kosong.

Ilustrasi: Seperti air yang mengalir dari sumber ke sungai, doa sejati akan selalu menghasilkan gerak untuk melakukan kehendak Tuhan.


Penutup

Saudara, Tuhan yang sama yang mendengar Nehemia juga mendengar kita hari ini. Tidak ada tangisan yang tak terdengar, tidak ada seruan yang diabaikan. Mari kita datang kepada-Nya dengan hati yang hancur, iman yang teguh, dan kesiapan untuk dipakai.

Seruan: Mari kita berdoa—bukan hanya untuk meminta, tetapi juga untuk siap menjadi jawaban doa itu sendiri!


Pantun Penutup:
Tembok runtuh dibangun kembali,
Oleh tangan yang setia dan berdoa;
Tuhan mendengar seruan hamba sejati,
Yang hatinya tulus mengasihi Dia.

Tinggalkan Jejak
Belum ada rating.