Tuhan Mengasihi Segala Bangsa

16 Nov 2025 — St. Jesri HT Purba & AI
Bacaan

Nats: 1 Yohanes 4:7–12


Khotbah Minggu: Tuhan Mengasihi Segala Bangsa

Nats: 1 Yohanes 4:7–12

Tema: “Tuhan Mengasihi Segala Bangsa”


Pendahuluan (Ice Breaker)

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Kristus, pernahkah kita berpikir mengapa dunia ini penuh perpecahan, kebencian, dan diskriminasi? Manusia ingin dikasihi, namun sering lupa untuk mengasihi. Padahal, kasih sejati berasal dari Allah sendiri — sumber kasih yang tidak terbatas oleh warna kulit, bahasa, atau bangsa.

Rasul Yohanes menulis surat ini kepada jemaat yang mulai kehilangan semangat kasih karena konflik dan ajaran sesat. Ia mengingatkan: “Marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah.” (1 Yoh. 4:7). Hari ini, kita akan merenungkan tiga kebenaran besar tentang kasih Allah yang mencakup seluruh bangsa.


Latar Belakang Teks

Surat 1 Yohanes ditulis sekitar tahun 90–95 M kepada jemaat di Asia Kecil. Pada masa itu muncul ajaran gnostik yang memisahkan iman dari perbuatan kasih. Yohanes menegaskan bahwa kasih adalah bukti nyata dari hubungan yang hidup dengan Allah. Dalam bagian ini, Yohanes menyingkapkan bahwa kasih Allah bukan hanya untuk satu bangsa (Israel), tetapi untuk seluruh dunia melalui Yesus Kristus.


Poin 1: Kasih Itu Bersumber dari Allah (ayat 7–8)

Yohanes berkata, “Kasih itu berasal dari Allah.” Kata Yunani untuk kasih di sini adalah agapē — kasih yang memberi tanpa pamrih, tanpa batas, dan tanpa syarat. Setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah dan mengenal Allah.

Artinya, kasih sejati bukan hasil latihan manusia, tetapi pancaran dari hubungan dengan Allah. Bagi pegawai, pedagang, dan pelajar — kasih berarti melayani dengan integritas, menolong tanpa mengharapkan imbalan, dan menghargai sesama tanpa memandang latar belakang.

Ayat Paralel: Yohanes 15:12 — “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”

Transisi: Jika kasih bersumber dari Allah, maka kasih itu juga nyata dalam tindakan Allah menyelamatkan dunia.


Poin 2: Kasih Itu Nyata Dalam Pengorbanan Kristus (ayat 9–10)

“Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan kepada kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia.” Kata “phaneroō” (menyatakan) dalam bahasa Yunani berarti menampakkan sesuatu yang sebelumnya tersembunyi. Kasih Allah yang tidak kelihatan kini tampak dalam pribadi Yesus Kristus.

Yesus mati bukan hanya bagi satu bangsa, tetapi bagi seluruh dunia (Yoh. 3:16). Kasih ini menembus batas kebangsaan, status, dan masa lalu. Inilah kasih yang menebus, memulihkan, dan menyatukan manusia dalam keluarga Allah.

Bagi orang tua, pekerja, dan anak muda — kasih ini memanggil kita untuk berkorban demi sesama, menolong tanpa menuntut, dan mengasihi bahkan mereka yang sulit dikasihi.

Ayat Paralel: Roma 5:8 — “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”

Transisi: Karena Allah telah menunjukkan kasih-Nya melalui Kristus, maka kita dipanggil menjadi saluran kasih itu bagi semua orang.


Poin 3: Kasih Itu Dinyatakan Melalui Kita (ayat 11–12)

“Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” Kasih Allah menjadi sempurna ketika diteruskan kepada orang lain. Kata “teleioō” (disempurnakan) berarti kasih itu mencapai tujuannya — ketika kita mengasihi sesama.

Allah tidak bisa dilihat secara fisik, tetapi dunia dapat melihat Allah melalui perbuatan kasih umat-Nya. Saat kita mengampuni, menolong, dan menerima sesama dari berbagai bangsa, dunia melihat bayangan kasih Kristus yang hidup.

Ayat Paralel: Matius 5:16 — “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”


Penutup

Saudara-saudara, kasih Tuhan bukan hanya untuk orang Kristen, tetapi untuk seluruh umat manusia. Ia memanggil kita menjadi pembawa kasih itu ke bangsa-bangsa, ke tetangga kita, ke tempat kerja, dan ke dunia digital yang penuh kebencian. Mari kita hidup sebagai cermin kasih Allah yang mempersatukan segala bangsa di bawah kasih Kristus.

Kasih Tuhan tak mengenal jarak, Menembus batas, memeluk yang jauh, Biar kasih itu nyata dan bijak, Lewat hidup yang penuh teduh.

Ajakan Respons Jemaat:

Mari kita bertanya dalam hati: Apakah dunia melihat kasih Allah lewat hidup kita? Marilah kita menjadi umat yang mencerminkan kasih Kristus — kasih yang tidak membeda-bedakan, kasih yang melintasi segala bangsa.

Tinggalkan Jejak
Belum ada rating.